Faktasulteng.id, Palu – Puluhan siswa SMA Negeri 5 Palu turun ke halaman sekolah pada Senin, 15 September 2025. Mereka membentangkan spanduk dan menyuarakan protes atas dugaan ketidaktransparanan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain soal dana, aksi itu juga menyoroti praktik intimidasi dan beban berlebihan dalam kegiatan belajar.
Ruang Setara Project (Rasera) ikut menyoroti aksi tersebut. Melalui sejawatnya, Ibnu Hakim, Rasera menilai keberanian siswa merupakan alarm bagi pihak sekolah maupun pemerintah. “Kesadaran siswa hari ini harusnya menjadi peringatan bagi pihak sekolah, juga pemerintah saat ini,” ujar Ibnu, yang juga pelajar SMA.
Ia menyebut aksi itu sebagai momentum kritik terhadap praktik pendidikan yang jauh dari janji pemerintah. “Katanya Sulteng sudah digratiskan pendidikan, kata pemerintah semua akan gratis, siswa akan nyaman sekolah karena sudah ditanggung negara. Tapi apa, kami protes hal itu karena orang tua kami itu orang miskin dan kalau dibebankan kami di sekolah kami bisa apa selain memprotesnya,” tegasnya.
Dalam aksinya, para siswa tak hanya menyoroti soal dana BOS ekstrakurikuler yang belum juga cair, tetapi juga mendesak pemerintah daerah agar membuktikan komitmen pendidikan gratis. “Kami mendesak pemerintah Sulteng agar membuktikan secara nyata pendidikan gratis itu. Katanya berani, tapi faktanya kami tak bisa berani bercita-cita kalau anggaran pendidikan tak bisa diberikan. Toh kegiatan di sekolah seharusnya dapat menunjang dan menjadi pengantar untuk kemampuan kami di masa depan,” kata Ibnu menutup orasinya. (**)
Leave a Reply