Dari PMI Jadi Pemimpin Negeri: Menteri Karding Dorong Mahasiswa UIN Datokarama Palu Merantau
- Rabu, 11 Juni 2025 - 08:33 WITA
- Editor: Apri
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding Beri Kuliah Umum di UIN datokarama Palu (Foto: Ibnu/Faktasulteng.id)
Faktasulteng.id, PALU - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, melanjutkan safari motivasinya di Sulawesi Tengah. Setelah sehari sebelumnya menyambangi Universitas Alkhairaat (UNISA), kini giliran mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu yang dihimbau untuk tak ragu merantau ke luar negeri sebagai pekerja migran legal dan terampil. Karding menyebut, peluang ini bukan hanya membuka pintu rezeki, tetapi juga menjadi jalan menuju transformasi hidup dan bahkan menjadi pemimpin daerah.
Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, M. Ag, menyoroti kiprah Abdul Kadir Karding sebagai putra daerah Sulawesi Tengah yang kini menjadi menteri. “Kali ini luar biasa tugas yang diberikan Bapak Presiden kepada anak daerah, tugas untuk melayani dan melindungi para PMI bukanlah pekerjaan yang mudah. Artinya anak daerah mampu bersaing dan diperhitungkan,” ucap Rektor.
Beliau mengaku yakin Karding sangat siap dan mampu mengemban amanah itu, dilandasi kedekatan emosional yang membuatnya sangat mengetahui etos kerja Menteri P2MI saat ini. Kehadiran kementerian baru ini juga disambut syukur oleh Rektor, karena diyakini akan membantu mewujudkan amanat UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 tentang hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
UIN Datokarama Palu, kata Rektor, menawarkan diri untuk menjadi bagian dalam proses mengawal dan melindungi martabat PMI sebagai bentuk pengabdian. “UIN Datokarama Palu menawarkan diri dan alhamdulillah gayung bersambut, diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari pembangunan SDM ini,” ujar Rektor dalam sambutannya. Ia juga mengajak seluruh civitas akademika berkomitmen mengawal program-program KP2MI dengan melakukan vokasi terhadap calon-calon PMI agar mereka mampu memberikan kontribusi baik bagi negara maupun keluarga.
Rektor mengapresiasi antusiasme mahasiswa yang hadir. “Pak Menteri punya magnet sendiri sehingga seluruh mahasiswa sangat antusias bahkan kejadian langka saat ini seluruh Wadek dan Warek lengkap hadir di kegiatan ini,” ucap Rektor sambil tertawa kecil. Ia mengajak seluruh mahasiswa dan civitas akademika untuk terus mendoakan Menteri Karding agar selalu mengusahakan martabat PMI di luar negeri.
Kuliah Kehidupan di Tanah Rantau
Dalam kuliah umumnya, Menteri Karding menyebut bahwa bekerja di luar negeri bisa menjadi “kuliah kehidupan” yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru di daerah. “Banyak mantan pekerja migran sekarang jadi kepala desa, camat, bahkan anggota DPRD. Mereka punya cara berpikir yang lebih maju karena pernah melihat dunia luar. Ini yang saya sebut kuliah baru,” kata Karding, disambut tepuk tangan mahasiswa.

Lebih dari sekadar mencari nafkah, Karding menegaskan bahwa bekerja sebagai migran terampil adalah investasi kualitas diri. Ia menepis stigma lama yang menganggap pekerjaan ini sebagai pilihan terakhir. Dengan sistem pelatihan vokasi dan sertifikasi yang sedang dikembangkan pemerintah, Karding yakin pekerja migran Indonesia bisa bersaing di level global.
Karding menargetkan agar mahasiswa tidak sekadar menjadi pekerja, tetapi pekerja profesional bergaji tinggi. Ia menyebut angka gaji Rp20 juta hingga Rp30 juta per bulan bukan mimpi, asal dibekali keterampilan dan kesiapan mental. “Pulang-pulang bisa jadi juragan. Mahasiswa jangan takut. Jepang, Korea, Eropa, kami fasilitasi. Yang penting mau belajar dan berani mencoba,” ucapnya dengan semangat.
Antusiasme mahasiswa pun terlihat jelas saat Karding meminta mereka yang ingin bekerja di luar negeri untuk mengangkat tangan, dan banyak tangan teracung.
Tak hanya soal pelatihan teknis, Karding juga menekankan pentingnya literasi hukum dan keuangan. Banyak kasus, menurutnya, pekerja migran tertipu kontrak atau kehilangan hasil kerja karena tidak paham cara mengelola uang. “Ada yang kirim semua uang ke rumah, ternyata dipakai suaminya nikah lagi. Ini karena kurang literasi. Harus belajar cara mengatur keuangan dan berinvestasi,” ungkapnya, memantik tawa sekaligus keprihatinan audiens.
Menutup orasinya, Karding mengajak mahasiswa UIN Datokarama untuk menjadikan kuliah bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi juga sebagai batu loncatan menjadi pemimpin masa depan—baik di dalam maupun luar negeri. “Gunakan masa muda dan kesempatan kuliah sebaik-baiknya. Jangan takut merantau. Jadi pekerja migran yang legal dan terampil adalah bagian dari jalan sukses dan berkontribusi untuk negeri,” tutupnya.
Menteri juga memohon kepada Rektor dan seluruh civitas akademika untuk membuat modul keagamaan dan budaya agar nilai-nilai tersebut tidak tergerus oleh budaya asing.
Sebagai penutup agenda kunjungan di Kota Palu, Menteri Karding menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor UIN Datokarama, Lukman S. Thahir, tentang tata kelola pelatihan calon pekerja migran Indonesia di lingkungan kampus. Rektor UIN Datokarama berharap banyak alumni kampusnya yang dapat berkarir di luar negeri dan kembali untuk membangun Tanah Air sebagai “juragan”. Karding bersyukur atas dukungan yang diberikan dan berharap potensi Sulawesi Tengah sebagai lumbung PMI dapat terwujud. (Ibnu)