Hendak Mencari Ikan, Kakak Beradik Berpelukan di Kedalaman Laut Hingga ajal Menjemput

Foto: Ilustrasi/IST.

TOLITOLI – Kabut duka menyelimuti Desa Balaroa, Kecamatan Dampal Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Rabu dini hari (30/4/2025). Sunyi subuh pecah oleh kabar tragis: dua bersaudara, Refan (20) dan Reza (16), ditemukan tak bernyawa di perairan Desa Malambigu. Jasad keduanya ditemukan di dasar laut, dalam dekapan erat yang mengiris hati.

Kisah pilu ini bermula dari niat mencari rezeki. Sekitar pukul 02.00 WITA, di tengah kegelapan yang masih pekat, Refan dan Reza berpamitan untuk mencari ikan, atau yang akrab disebut “balobe” oleh warga setempat. Semangat mencari nafkah di laut yang tenang, siapa sangka, justru mengantarkan mereka pada takdir yang begitu pahit.

Tak berselang lama setelah kepergian mereka, keheningan malam dipecah oleh teriakan pilu yang memecah sunyi. Warga yang terjaga dikejutkan oleh suara minta tolong yang samar-samar berasal dari arah laut. Bergegas menuju sumber suara, mereka hanya menemukan sisa-sisa perlengkapan mencari ikan milik kedua korban mengapung di permukaan air yang tenang namun menyimpan misteri kelam.

BACA JUGA  Program Makan Bergizi Gratis Akhirnya Launching di Tolitoli

Kekhawatiran seketika mencengkeram benak warga. Pencarian segera diorganisir, melibatkan sinergi antara masyarakat setempat dan aparat kepolisian. Gelombang harapan sempat menyala, namun takdir berkata lain. Setelah upaya pencarian yang penuh ketegangan, jasad Refan dan Reza akhirnya ditemukan di kedalaman laut. Pemandangan yang menyayat hati: keduanya ditemukan saling berpelukan, seolah mencari kehangatan dan perlindungan terakhir di dinginnya samudra.

Pihak keluarga yang dilanda duka mendalam memberikan keterangan bahwa kedua korban tergolong baru dalam dunia mencari ikan. Keterbatasan pengalaman di laut, diperparah dengan ketidakmampuan berenang, diduga menjadi faktor utama dalam tragedi ini. Pemeriksaan visum yang dilakukan di Puskesmas Ogotua memastikan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh kedua korban. Pihak keluarga, dalam kepedihan yang mendalam, menolak untuk dilakukan autopsi, menerima kejadian ini sebagai takdir yang tak terhindarkan.

BACA JUGA  Amran Hi Yahya Hadiri Peletakan Batu Pertama SD Aisyiyah Tolitoli, Harapan Pendidikan Berkualitas Menggema

Informasi yang beredar melalui media sosial, salah satunya dari akun Facebook Fhya Alpiana, menambah pilu cerita ini. Sebelum tragedi merenggut nyawa mereka, Refan dan Reza sempat terdengar meminta pertolongan di tengah kegelapan malam. Namun, uluran tangan tak kunjung tiba, dan laut seolah merengkuh mereka dalam kebisuan abadi.

Dugaan sementara menyebutkan bahwa kedua kakak beradik ini kehilangan arah saat mencari ikan di kegelapan malam. Mereka diduga salah jalur hingga terperangkap masuk ke dalam tubir, atau area laut yang lebih dalam dan berbahaya. Di sanalah, di kedalaman yang gelap dan dingin, takdir tragis menjemput mereka sekitar pukul 05.00 WITA. Pelukan erat mereka di dasar laut menjadi simbol kepasrahan dan kebersamaan abadi.

BACA JUGA  Kadis Pendidikan Tolitoli Dukung Pembangunan SD Aisyiyah

Peristiwa nahas ini mengguncang ketenangan warga Desa Balaroa dan Desa Malambigu. Suasana duka mendalam menyelimuti kedua desa bertetangga ini. Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, dan warga setempat masih terus melakukan pencarian terhadap satu korban lainnya yang diduga terkait dengan kejadian ini, menambah daftar panjang pertanyaan dan kepedihan dalam tragedi subuh di perairan Malambigu. Kisah Refan dan Reza menjadi pengingat pahit akan pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat beraktivitas di laut, terutama bagi mereka yang belum memiliki keahlian dan pengalaman yang memadai. Laut yang menyimpan kekayaan juga menyimpan bahaya yang tak terduga. (Nasha, Ap)

Berita Berbasis Data