PALU – Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan Kongres Mbaso yang digagas Forum Pemuda Kaili Bangkit. Dukungan ini disampaikan dalam audiensi di kediaman pribadinya, Senin (28/4/2025). Anwar Hafid menilai kongres tersebut sebagai langkah strategis untuk memperkuat nilai-nilai kearifan lokal di tengah arus modernisasi.
“Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ujar Anwar Hafid, mengutip falsafah yang menjadi pedoman hidupnya selama merantau.
Kongres Mbaso, yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025, mengusung tema besar penguatan hukum adat dan pelestarian budaya lokal. Gubernur Anwar Hafid mengapresiasi inisiatif tersebut dan mendorong Forum Pemuda Kaili Bangkit untuk menyusun kajian akademis guna memformalkan hukum adat di Sulawesi Tengah.
“Bantu saya buat kajiannya untuk memformalkan Hukum Adat,” katanya.
Sejak disahkannya peraturan daerah terkait Lembaga Adat, upaya pelestarian budaya lokal di Sulawesi Tengah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat. Namun, Anwar Hafid menilai perlu ada langkah lanjutan untuk memastikan eksistensi hukum adat dalam sistem hukum formal.
Selain masalah adat, gubernur juga menyoroti pentingnya pelestarian bahasa daerah. Ia mendukung penuh rencana pembuatan kamus bahasa lokal oleh Forum Pemuda Kaili Bangkit dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghidupkan penggunaan bahasa daerah di sekolah, khususnya di lingkungan keluarga.
Di bidang pendidikan, Anwar Hafid mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun Sekolah Rakyat yang menyasar peserta didik dari keluarga kurang mampu, terutama kelompok Desil 1 dan Desil 2. Program ini bertujuan untuk mencetak 1.000 Tadulako, sebutan untuk pemuda-pemudi Sulawesi Tengah, yang akan mendapatkan akses pendidikan melalui pembiayaan pemerintah. Kementerian Sosial telah menyetujui usulan Pemerintah Provinsi, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat di Kabupaten Tojo Una-una dan Donggala.
Dalam pertemuan tersebut, isu lingkungan terkait maraknya buaya di sekitar Teluk Palu juga dibahas. Gubernur Anwar Hafid mengusulkan agar buaya-buaya tersebut ditangkar guna menjaga keamanan dan membuka potensi ekonomi baru berbasis ekowisata.
Ketua Panitia Kongres Mbaso, Abd Rahman Syamsu, menyatakan bahwa kongres mendatang akan mengangkat tema kearifan lokal serta pembahasan hukum adat yang disinergikan dengan program pemerintah daerah. Ia juga menegaskan komitmen Forum Pemuda Kaili Bangkit dalam menyusun kamus bahasa daerah untuk mendukung program pelestarian budaya di sektor pendidikan, serta upaya penangkaran buaya di sekitar Teluk Palu. (**)
Leave a Reply