Dari Beasiswa Hingga Kapal Nelayan: Sembilan Berani Anwar Hafid Rangkul Pengusaha

Pemprov Sulteng Paparkan Visi Sulteng Nambaso didepan Para Pengusaha di Sulawesi Tengah (foto: Biro Adpim Sulteng)

Faktasulteng.id, Palu – Gemuruh tepuk tangan membahana di ruang pertemuan, Kamis (24/4/2025). Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, berdiri di podium, matanya menyapu para pelaku usaha yang memadati ruangan. Bukan sekadar seremoni penyerahan sertifikat PROPER, acara itu berubah menjadi panggung visi besar sang gubernur: Sulteng Nambaso, sebuah akronim yang bermakna “Anak Miskin Bisa Sekolah,” namun juga mengandung arti “besar” dalam bahasa lokal.

Anwar, didampingi Wakil Gubernur Reny Lamadjido, tak ingin sekadar menyampaikan pidato formal. Ia ingin merangkul para pengusaha, terutama dari kawasan industri Morowali dan Morowali Utara, untuk bersama-sama membangun Sulawesi Tengah. “Kita bicara tentang usaha kita memajukan daerah, dan tentu menjaga keragaman masyarakat Sulawesi Tengah,” ujarnya, membuka percakapan.

BACA JUGA  DPRD Tolitoli Sahkan H Amran Hi Yahya dan Moh Besar Bantilan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli 2025-2030

Nambaso, kata Anwar, adalah tentang pembangunan manusia. Ia memaparkan sembilan misi, yang ia sebut “Sembilan Berani,” sebagai pilar-pilar kemajuan. “Berani Cerdas,” misinya yang pertama, telah melahirkan program beasiswa yang menampung 30 ribu mahasiswa, setengah dari target 60 ribu. Anwar mengajak para pengusaha untuk ikut andil, menyumbangkan beasiswa sesuai kapasitas perusahaan masing-masing. “Agar semua anak-anak kita bisa terjangkau,” katanya, disambut anggukan setuju.

“Berani Sehat,” misi kedua, menjamin akses kesehatan bagi semua warga Sulteng hanya dengan KTP. Anwar bermimpi membangun rumah sakit berkelas dunia di tanah yang kaya sumber daya alam ini. “Nilai sumber daya alam yang sudah keluar dari Sulteng mencapai Rp570 triliun. Masa kita tidak bisa bangun rumah sakit internasional?” tanyanya, retoris.

BACA JUGA  Pasar Murah Ramadhan 2025: 18.552 Paket Pangan Disiapkan untuk Warga Sigi

Anwar juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal. Ia meminta perusahaan membuka pintu magang bagi siswa SMK, mendukung program keahlian, dan bahkan mengirim anak-anak Sulteng belajar ke luar negeri, menguasai teknologi tinggi. “Supaya kalau nanti Bapak-Ibu sudah tidak di sini, kalian meninggalkan warisan berupa sumber daya manusia yang tangguh,” tuturnya.

Misi-misi lain pun dipaparkan: “Berani Lancar” untuk infrastruktur, “Berani Menyala” untuk elektrifikasi, “Berani Berdering” untuk akses sinyal, “Berani Panen Raya” untuk pertanian, “Berani Tangkap Banyak” untuk nelayan, dan “Berani Berkah” untuk menjaga moralitas.

“Kami tidak bermasalah dengan perusahaan. Tapi tolong nanti satu perusahaan bantu beli kapal nelayan besar. Satu kapal bisa menampung 20 sampai 30 nelayan. Ini akan sangat membantu masyarakat pesisir,” pintanya.

BACA JUGA  Kepala BP3MI Sulteng Dukung penuh program pencanangan Desa Migran Emas

“Berani Berkah” menjadi penutup. Anwar meminta perusahaan memberikan keleluasaan bagi karyawan untuk beribadah, termasuk sholat. Ia berjanji akan menerbitkan regulasi untuk menjaga kebebasan beragama di tempat kerja. “Kita bangun Sulteng bersama. Pemerintah hadir, tapi butuh tangan Bapak-Ibu semua. Kita tidak bisa sendiri,” tutupnya, penuh harap.

Pertemuan itu bukan sekadar formalitas. Ia adalah ajakan, sebuah seruan untuk berbagi berkah, untuk membangun Sulawesi Tengah yang lebih baik. Sembilan Berani Anwar Hafid, bukan sekadar visi, tetapi janji untuk masa depan. (Ap)

Berita Berbasis Data