Palu, Sulawesi Tengah – Provinsi Sulawesi Tengah terus menunjukkan daya tarik yang kuat bagi para investor. Setelah mencatatkan kinerja investasi yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah provinsi kini semakin optimis dalam menetapkan target yang lebih tinggi untuk tahun 2025.
Pada tahun 2022, Sulawesi Tengah berhasil membukukan realisasi investasi yang fantastis, mencapai angka Rp 111,18 triliun. Tren positif ini berlanjut pada periode Januari hingga September 2023, di mana investasi yang terealisasi mencapai Rp 83,61 triliun. Bahkan, pada tahun 2024, Sulawesi Tengah kembali menunjukkan performa yang membanggakan dengan berhasil menarik investasi sebesar Rp 139,88 triliun.
Melihat tren peningkatan investasi yang konsisten ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah semakin percaya diri dalam menetapkan target investasi yang lebih ambisius untuk tahun 2025. Angka sebesar Rp 162,57 triliun telah dipatok, yang setara dengan 8,53% dari target investasi nasional.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan keseriusannya dalam mengakselerasi target investasi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Tahun 2025 ini, Sulteng membidik angka investasi yang ambisius, yakni sebesar Rp 162,57 triliun.
Target ini bukan tanpa alasan. Pada tahun sebelumnya, 2024, provinsi yang kaya akan sumber daya alam ini mencatatkan kinerja investasi yang gemilang dengan realisasi mencapai Rp 139,88 triliun. Capaian ini bahkan melampaui target yang ditetapkan, mencapai 128,27 persen, dan menempatkan Sulawesi Tengah di peringkat kedua nasional dalam hal penanaman modal asing (PMA).
Sektor-sektor yang menjadi motor penggerak investasi di Sulteng meliputi logam dasar, kimia, farmasi, pertambangan, serta kawasan industri. Kabupaten Morowali tampil sebagai kontributor utama, berkat geliat pengembangan industri hilirisasi nikel dan ekosistem baterai kendaraan listrik.
Untuk memacu pencapaian target investasi tahun ini, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, melakukan kunjungan kerja ke Palu pada Rabu, 17 April lalu. Agenda utama kunjungan tersebut adalah penguatan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Sulawesi Tengah.
Kunjungan diawali dengan pertemuan antara Wamen Todotua dengan Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas strategi pengembangan potensi investasi yang lebih optimal di Bumi Tadulako. Selanjutnya, Wamen Todotua menggelar Rapat Konsolidasi Target Realisasi Investasi Tahun 2025 yang melibatkan jajaran pejabat pemerintah daerah serta para Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) se-Sulawesi Tengah.
Tak hanya bersinergi dengan pemerintah daerah, Wamen Todotua juga menyempatkan diri mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan infrastruktur serta potensi pengembangan investasi berkelanjutan di kawasan strategis tersebut.
Dalam lawatannya ke KEK Palu, Wamen Todotua meninjau langsung sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi, terutama untuk komoditas mineral pertambangan seperti aspal buton dan tembaga, serta sektor perkebunan untuk komoditas getah pinus. Perusahaan-perusahaan yang dikunjungi antara lain PT Asbuton Jaya Abadi (perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas dengan nilai investasi Rp 55,7 miliar), PT Hong Thai Internasional (pengolahan getah pinus dengan investasi Rp 26,15 miliar), serta PT Wanhong Nonferrous Recycling Utilization (smelter tembaga dengan nilai investasi mencapai Rp 296,2 miliar).
Kunjungan kerja ini menjadi langkah konkret pemerintah pusat dalam memastikan kelancaran dan keberlanjutan investasi di kawasan yang memiliki potensi besar tersebut. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, Sulawesi Tengah optimis dapat mencapai target investasi yang telah ditetapkan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. (Ap)
Leave a Reply