Ekspor Sulteng Awal Tahun Melambat, Impor Juga Turun Drastis

Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Drs. Simon Sapary, M.Sc.

Nilai ekspor Sulawesi Tengah di awal tahun 2025 ini agak melambat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Januari 2025 sebesar US$1,71 miliar, turun 17,14 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, impornya juga turun drastis, mencapai 31,44 persen, dengan nilai US$616,15 juta.

Andalan Ekspor: Besi dan Baja, Tujuan Utama Tiongkok

Besi dan baja masih jadi barang yang paling banyak diekspor dari Sulteng, dengan nilai US$1,02 miliar. Tiongkok jadi negara tujuan utama ekspor kita. Pengiriman barang kebanyakan lewat Pelabuhan Bahodopi.

Impor: Bahan Bakar Minyak Nomor Satu, Tiongkok Sumbernya

Kalau impor, bahan bakar minyak yang paling banyak didatangkan, nilainya US$127,21 juta. Tiongkok jadi negara asal barang-barang impor ke Sulteng. Pelabuhan Morowali jadi pintu masuk utama barang-barang impor.

Neraca Perdagangan Masih Untung

Meski ekspor dan impor sama-sama turun, neraca perdagangan Sulteng masih untung US$1,09 miliar. Artinya, nilai barang yang kita jual ke luar negeri masih lebih banyak daripada nilai barang yang kita beli dari luar negeri.

Ada Apa dengan Ekspor-Impor Sulteng?

Penurunan ekspor dan impor ini jadi perhatian. Apakah ekonomi Sulteng lagi lesu? Atau mungkin ada faktor lain seperti harga komoditas yang turun atau permintaan global yang melemah? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. Yang pasti, pemerintah dan pelaku usaha perlu mencari cara agar ekspor Sulteng bisa kembali bergairah dan impor bisa lebih efisien.