Faktasulteng.id, Morut – Banjir Bandang dan Tanah Longsor yang menerjangwilayah Dusun Towi, Desa Tamainusi, kecamatan Soyojaya, pada Jumat (3/1/2025), direspon oleh Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulawesi Tengah (Sulteng).
Mereka mendesak Inspektur Tambang Evaluasi seluruh aktivitas pertambangan nikel di Wilayah Pesisir Teluk Tomori, Kabupaten Morowali Utara (Morut).
JATAM Sulteng menduga banjir bandang yang terjadi di wilayah Morut itu karena kegiatan pertambangan nikel.
“Harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan evaluasi seluruh izin dan kegiatan pertambangan nikel yang berlangsung di wilayah tersebut,” ujar Koordinator JATAM Sulteng, Moh Taufik, Sabtu (4/1/2025)
Taufik meminta Inspektur Tambang di Sulawesi tengah, sebagai perwakilan pemerintah pusat dari kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harus melakukan evaluasi seluruh kegiatan izin pertambangan nikel yang diterbitkan di wilayah itu.
“Dari hasil riset yang dilakukan oleh JATAM Sulteng, bukan hanya banjir dan tanah longsor yang sering terjadi berulang kali di wilayah Dusun Towi, melainkan rusaknya juga wilayah pesisir laut diduga akibat kegiatan pertambangan yang ada di wilayah hulu,” ungkap Taufik.
Selain itu, kegiatan pertambangan yang berlangsung di wilayah Teluk Tomori itu, juga diduga telah menyebabkan rusaknya wilayah-wilayah kawasan hutan sebagai wilayah penyangga.
Berdasarkan data sementara peristiwa banjir bandang di Dusun Towi, Desa Tamainusi, Morut, menyebabkan satu korban jiwa dan tiga orang mengalami luka ringan.
Senada dengan JATAM Sulteng, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulteng juga merespon kondisi banjir di Morowali Utara itu. Menurut mereka Kondisi Teluk Tomori Di Wilayah Dusun Towi Desa Tamainusi, Kecamatan Soyojaya, Kabupaten Morowali Utara yang di Kepung Kegiatan Pertambangan Nikel menjadi penyebab bencana tersebut.
“Wajah wilayah pesisir teluk tomori yang terus dihancurkan oleh kegiatan pertambangan nikel, kegiatan pertambangan nikel ini diduga telah menyebabkan rusaknya wilayah pesisir di wilayah Dusun TOWI, Desa Tamainusi, Kecamatan Soyojaya, Kabupaten Morowali Utara“
“Kegiatan pertambangan nikel ini, selain diduga merusak wilayah kawasan pesisir juga diduga telah merusak kawasan hutan sehingga menyebabkan banjir di wilayah tersebut terus berulang. dan parahnya banjir yang terjadi pada tanggal 3 Januari 2025 diduga menyebabkan satu orang meninggal dunia.” Tulis WALHI Sulteng di Akun Instagram Mereka. (**)
Leave a Reply