Palu, Faktasulteng.id – Pentas Seni (Pensi) Nompamula Art X CaraKAnaratora yang di gelar oleh Caraka Toveta (SMA Negeri 3), Teknokrat 12 (SMK Negri 3), Toveaku Art 22 (SMK Toveaku), dan Dapur Seni 45 (SMK Negri 2) di auditorium museum provinsi Sulawesi tengah pada sabtu malam (12/10/2024), Sukses menghibur masyarakat,
Pensi ini merupakan program tahunan untuk merayakan dan memperingati hari lahir Dapur Seni 45, kelompok seni pelajar yang bernaung di bawah SMKN 2 Palu, tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1993.
BAJALAN SAMA-SAMA menjadi Tema sekaligus pemandu proses kreatif pensi ini, yakni sebagai pribadi maupun kelompok, selama proses persiapan Nompamula Art X CaraKAnaratora berlangsung.
Uniknya, meskipun cerita yang diangkat dalam pentas seni teater ini berkaitan dengan masalah sosial masyarakat, namun dikemas menjadi sangat apik dan penuh humor, sehingga menjadikannya sangat seru dan menghibur penonton.
Pentas seni yang di mulai dari Tari Kontemporer ini, kemudian dilanjutkan dengan musikalisasi puisi dan diakhiri Teater Dukun dukunan selain menghibur dan memberikan kepuasan kepada penonton juga mendapatkan dukungan apresiasi dari orang tua dan beberapa guru yang mewakili sekolah mereka.
“ sangat luar biasa penampilan dari anak-anak kita , yang perlu kita dukung dan apresiasi terus, dan saya usahakan kedepannya akan membantu dalam menurunkan anggaran (Dana Bos) khusus untuk kegiatan kegiatan seperti ini , karena kemarin setiap tahun itu ada angaran khusus untuk kegiatan kegiatan seperti ini di karenakan ada beberapa penghambat makanaya agak lambat , semoga di tahun depan saya usahakan buat proposal bersama guru guru yang lain dan adik adik tinggal merancang kegiatannya”. Ungka Salah satu guru Caraka Toveta (SMA Negri 3).
Ia juga memberikan masukan dan saran khususnya di pertunjukan teater agar aktornya lebih mendalami peranannya dan nama-nama panggilan yang di gunakan seperti “ayah dan Ibu” diganti menjadi “Papa dan mama” biar lebih terkesan akrap , tutupnya.
Adapun Teater “Dukun Dukunan” yang merupakan karya Moliere, yang diadaptasikan oleh puthut Buchori dan disutradarai oleh Annisa Saskia Putri memiliki makna menggambarkan masalah sosial masyarakat, kemudian musikalisasi puisi yang bertemakan “Sementara Kita Saling Membisik” dan “Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari”, ini merupakan Karya Supardi Djoko Damono dengan Komposer Andrew Oktavianus Tibe. Sementara Tari kontemporer dikoreografikan pleh Syifa Ramadhani dengan penata musiknya Iko Fajarahman. (Taufik)
Leave a Reply